Isiisi Karangan Jasa guru Isi 1 : Saya perlu berusaha gigih untuk menjadi pelajar cemerlang - kejayaan cemerlang seseorang anak murid menjadi piawai kejayaan seseorang guru - sebagai hadiah dan oleh-oleh kasih sayang antara murid dengan guru
Hari-hari terakhir ini laman media sosial kita disibukkan oleh sosok guru. Terkait perayaan Hari Guru yang katanya terinspirasi kelahiran Ki Hajar Dewantara dan juga kehadiran sosok muda dan berbahaya di kursi tertinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang secara langsung maupun tak langsung mempengaruhi kehidupan dan keseharian sosok guru dalam lima tahun mendatang dengan kebijakan kebijakan yang beliau tak akan masuk kepada klise, bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, bahkan tanpa balas jasa menurut seorang teman karena hal itu seperti mengurai benang kusut yang tak tahu mesti darimana kita memulainya. Ijinkan saya untuk bercerita tentang guru guru saya, yang telah mengantarkan saya sampai pada titik ini. Guru sebagai seorang manusia yang tak lepas dari cacat, dan tak luput dari banyak guru dari saya SD sampai kuliah sarjana dulu yang mewarnai kehidupan saya, dan tak adil rasanya kalau saya mesti menempatkan mereka dalam sebuah pemeringkatan. Saya hanya ingin menceritakan sebagian darinya tanpa mengurangi hormat dan cinta saya kepada yang pertama yang ada di benak saat mendengar kata guru, pasti guru SD saya. Guru yang pertama saya kenal dan paling lama mengajar saya. Hampir 5 tahun beliau menjadi wali kelas merasakan cinta yang tulus layaknya seorang bapak kalau berada di dekatnya bahkan sampai hari ini. Beliau menyemai cinta saya pada bacaan. Saat ada buku baru koleksi perpustakaan, maka saya lah yang paling dulu diberikan kesempatan untuk membcanya, bahkan diijinkan untuk membawa yang tak mampu saya lupakan dan bahkan saya warisi sampai saat ini adalah kekaguman beliau pada negara Inggris, sebagai negeri penguasa lautan dan tak terkalahkan dalam perang. “ Siapa berani melawan Inggris di lautan, pasti kalah, apalagi kalau cuma negara kecil seperti Argentina”, begitu cerita beliau pada suatu kesempatan . Kebetulan waktu itu sedang hangat hangatnya berita tentang perang Malvianas antara Inggris dan Argentina di ujung selatan benua Amerika itu. Dari apa yang saya baca di kemudian hari memang demikian adanya, Napoleon dan Hitler tak mampu menaklukkan bangsa Inggris. Saya pun sampai saat ini adalah penggemar berat tim nasional Inggris untuk urusan Sepakbola. Bukan karena permainannya yang indah, lebih kepada semangat pantang menyerah yang memang mereka warisi dari pendahulunya saya yang lain, adalah sosok guru yang ideal menurut saya. Kebetulan dia mengampu tiga bidang studi yang sepertinya memang lebih menitik beratkan kemampuan otak kanan. Yaitu bidang studi olah raga, kesenian dan ketrampilan. Beliau mengajarkan kami membuat puisi, naskah drama dan terus memainkannya di depan kelas. Dibidang ketrampilan beliau menyuruh kami belajar mengulat ketupat, membuat stempel dari umbi keladi, membuat gambar mozaik dari daun pisang yang kering. Dan yang paling membekas bagi saya adalah saat disuruh memanfaatkan ketela pohon dari awal sampai akhir dan bisa dimakan. Minggu pertama beliau menyuruh kami membawa ketela dari rumah, lalu di sekolah ketela itu kami kupas dan potong kecil kecil cacah lalu dibawa pulang dan disuruh menjemur setiap hari sampai kering. Lalu beberapa hari kemudian ketela yang telah kering itu dibawa lagi ke sekolah untuk kemudian ditumbuk halus menjadi serbuk halus menyerupai tepung. Dan langkah terakhir tiga hari kemudian kami lanjut memasak penganan yang berbahan dasar tepung ketela tadi. Jadi hari itu kami membuat jajanan kolak onde onde yang nikamt dan manis dari ketela pohon mentah yang kami bawa beberapa minggu sebelumnya. Benar benar sebuah proses yang lengkap dalam menambah nilai sebuah bahan makanan. Saya meragukan apakah guru guru anak saya sekarang bisa menyamai atau justru melebihi kreativitas yang orisinil dari guru saya berikutnya adalah sosok yang semakin mematrikan kecintaan saya pada keindahan kata kata dan bahasa Indonesia. Guru bahasa saya di SMA selalu hadir dengan ide ide baru bagi saya tentang Bahasa Indonesia. Pada satu kesempatan dia bertanya kepada kami setelah menuliskan sebuah kalimat di papan tulis.” I shall return”,diucapkan oleh tokoh ini saat dipaksa meninggalkan Philipina. Siapakah orang ini?, tanya beliau. Saya yang kebetulan sudah suka membaca menjawab dengan yakin. Benigno Aquino, suami Cory aquino yang diusir oleh pemerintah Marcos. Bukan, jawab beliau singkat, and tak ada yang lain menjawab. Ini adalah kata kata panglima perang Amerika di Pasifik, Douglas McArthur saat pasukannya terusir dari Philipina di awal tahun 40-an. Dan dia membuktikan ucapannya berapa tahun berselang, saat Jepang menyerah tanpa syarat dalam perang dunia ke2. Dialah pimpinan tertinggi pasukan Amerika yang melucuti tentara Jepang yang tersisa dan memimpin perode peralihan di Jepang pasca perang dengan bijaksana dan menghormati Kaisar Hirohito sebagai pihak yang kalah kesempatan yang lain, guru saya ini menuliskan sebait puisi di papan tulis dan kita para murid diminta untuk menafsirkan puisi tersebut. Saya masih ingat jelas bunyinya Sepasang bambu muda Rembulan tersenyum diantaranya“Coba siapa diantara kalian yang bisa menafsirkan bait puisi ini?”, tantang beliau dengan suaranya yang berwibawa. Empat sampai lima anak coba memberi tafsiran, dari yang pendek sampai yang lumayan berbusa. Tapi tak satupun yang seseuai dengan harapan beliau. Untuk memenuhi rasa penasaran kami, beliau menjawab singkat. ”Menurut Bapak, bait puisi itu meyiratkan kearifan”. Benar benar berkesan cara beliau mengenalkan puisi untuk kami, dan sampai detik ini kejadian itulah salah satu pengungkit saya mencintai sastra guru di awal orde lama, menurut bapak saya diambil begitu saja dari mereka yang telah tamat SD waktu itu. Kebetulan bapak yang tamatan SD SR juga ditawari. Dan karena merasa kehidupan seorang guru tak menjanjikan secara ekonomi, beliau melepasnya dan lebih memilih untuk berdagang ke gunung. Sementara seingat saya sendiri, teman teman yang dari kelas pavorit di Singaraja waktu SMA, jarang bahkan tak ada yg memilih sekolah keguruan. Mereka beramai- ramai mencari sekolah ke pulau Jawa, meskipun harus di perguruan tinggi swasta ditarik kesimpulan ringan, mereka yang memilih profesi guru barangkali bukanlah orang orang terbaik dari suatu generasi. Tanpa mengurangi rasa hormat pada guru-guru saya, kualitas pendidikan seperti apa yang bisa diharapkan dari mereka yang memilih pendidikan keguruan sebagai cadangan terakhir saat tak diterima di fakultas lain misalnya. Tanpa menafikan bahwa mereka yang bukan orang orang terbaik sekalipun, sudah mampu menjadi seorang guru yang pantas saya kenang seumur hidup saya, seperti ketiga guru saya diatas tadi. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kualitas pendidikan kita nantinya saat yang terbaik dari satu generasi tertarik untuk menjadi guru. Saya dengar ini sudah dipraktekkan di Finlandia, saat guru di tingkat paling dasar pun bergelar magister, dan dengan gaji yang sangat layak , sehingga hanya yang terbaik bisa menjadi terlihat akhir akhir ini, apalagi setelah adanya remunerasi guru. Kecenderungan anak-anak muda kita mudah mudahan yang terbaik ikut juga untuk menjadi guru terlihat meningkat signifikan,. Tinggal kita tunggu dengan optimis, kapan tiba waktunya buat mereka menempati kursi kursi ruang guru yang kosong ditinggalkan oleh generasi pendahulunya yang akan pensiun. Saat itulah kita bisa berharap lebih banyak tentang masa depan pendidikan di negeri yang cukup aneh, dengan profesi saya saat ini pastilah banyak dosen-dosen yang berperan besar sampai saya bergelar dokter. Tapi tak satupun yang bisa saya ingat dengan baik, kecuali memang dosen yang suka membanyol dalam memberi kuliah. Mungkin ini terkait dengan minat dan ketertarikan pada mata kuliah yang diampu dosen tersebut, dan saya merasa memang ketertarikan saya pada bahasa melebihi medis sampai saat ini. Profesi dosen dianggap jauh lebih terhormat dari guru, setidaknya untuk saat ini, dan khusus di Indonesia barangkali. Ini mungkin terkait jenjang karier yang lebih jelas dan tak terbatas dibanding guru misalnya. Dan yang kedua kemungkinan untuk melanjutkan ke luar negeri sesuai disiplin ilmu yang dipelajari, Tapi dalam hal peran sertanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa secara umum, para guru saya rasa tak perlu berkecil hati untuk itu. Buktinya saya sendiri merasa lebih terungkit minat belajar dan bisa mengingat guru guru saya dibanding dosen dosen seperti biasa, ini murni opini pribadi penulis dari kacamata yang dialami dan dirasakannya sendiri. Siapa tahu bapak Nadiem Makariem membaca tulisan ini dan beliau mempunyai sudut pandang yang lain setelah membacanya. Dan pada saatnya beliau siap kalau ada yang bertanya dengan menyitir syair sebuah lagu Mau dibawa kemana pendidikan guru-guru kita … [T]
BeliProduk Kumpulan Cerita Pendek Cerita Berkualitas Dengan Harga Murah dari Berbagai Pelapak di Indonesia. Tersedia Gratis Ongkir Pengiriman Sampai di Hari yang Sama.
Cerpen Karangan Sahira NasutionKategori Cerpen Anak, Cerpen Pendidikan Lolos moderasi pada 7 February 2016 Tidak terasa sebentar lagi tanggal 25 November. Dimana semua siswa Indonesia akan memperingati hari guru. Jika aku melihat jasa para guru, itu sangat berjasa sekali bagiku. Guru tidak pernah lelah untuk memberikan semua ilmunya, yang kelak akan bermanfaat untukku di masa depan. Tanpa guru aku bukanlah siapa-siapa. Bukan orang yang berpendidikan. Juga bukan orang yang mempunyai prestasi. Guru adalah ibu kedua bagiku. Tempat aku berdialog dan tempat aku bersosialisasi. “Wayo!! Kamu sedang mikiri apa?” Ika menepuk pundaku sambil mengagetkan aku. “Apaan sih, kaget tahu.” Jawabku yang penuh dengan kekesalan. “Oh iya, kamu tahu tidak. Sebentar lagi sekolah kita akan memperingati hari guru. Kalau boleh tahu guru Favorit kamu siapa?” Tetttt.. tettt.. tett Bel tanda masuk berbunyi. Aku tidak sempat menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ika tadi. Aku langsung bergegas masuk, karena pelajaran akan dimulai. Saat aku mengingat semua jasa guru. Aku teringat dengan sosok guru yang memotivasi hidupku. Guru itu bernama Ibu Sity. Tetapi ia lebih suka dipanggil Bunda. “Assalamualaikum anak-anak.” Ibu Sity menyambut semua siswanya dengan ucapan dan senyuman. “Waalaikumsalam Bunda.” Jawaban yang diucapkan oleh semua siswa dengan semangat. Ibu Sity adalah guru yang selalu dinanti-nanti kehadirannya. Banyak motivasi yang selalu ia sampaikan. Motivasi itu yang sangat berguna sekali bagiku dan teman-temanku semua. Kadang aku berpikir apa motivasi hidupku di masa depan. “Apakah aku bisa menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak?” Namun ketika aku mengingat kata-kata Ibu Sity. Aku belajar untuk mengintropeksi diriku. “Orang yang dikatakan fisiknya tidak sempurna saja bisa menjadi orang yang sukses dan tidak pantang menyerah. Kenapa aku yang dikatakan sempurna tidak mau berusaha dan berdoa. Hanya bisa menyerah dengan keadaan. Aku mencoba merenungi semua kata-kata yang dilontarkan Ibu Sity. Hingga terbawa aku ke dalam lamunan yang tidak tahu akhirnya. “Raa..Ra..araaa” Ika memanggilku berkali-berkali dengan nada yang mulai kesal. Aku bergegas melihatnya sambil berkata. “Ada apa Ika? Kenapa teriak-teriak begitu?” “Aku memanggil kamu sedari tadi. Kamu belum menjawab pertanyaanku Ra!! Siapa guru Favorit kamu?” Ika masih penasaran dengan jawabanku. “Guru Favorit aku Ibu Sity, Ika.” “Dia baik iya Ra..” “Tentu. Ibu Sity selalu memotivasi hidupku. Membuatku mengerti kenapa ilmu sangat berguna sekali di masa depan.” Aku menatap Ika dengan senyuman. Guru itu ibarat lilin. Ia rela terbakar, demi menerangi masa depan anak muridnya. Dan guru mempunyai 1001 cara agar siswanya kelak menjadi orang yang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Walaupun sudah lelah, guru tidak pernah memperlihatkannya kepada siswa-siswanya. Karena ia tidak ingin siswanya menjadi orang yang selalu menyerah. Peran guru sangatlah penting bagi Pendidikan. Guru tidak pernah meminta imbalan sedikit pun dari siswanya, meski ia sudah mengajar berpuluh-puluh tahun. Cerpen Karangan Sahira Nasution Facebook Syahira Nasution Cerpen Guru Ku Motivasi Hidup Ku merupakan cerita pendek karangan Sahira Nasution, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Kucingku, Laire Oleh Nahira Deo “Laire, kamu kok sedih? Ada masalah?” tanya Rahika “Nggak kok Ka. Cuma mikir penyakitku.” ujar Laire “Memang penyakitmu apa Lai?” tanya Rahika “Maaf ya Ra, gak kasih tau kamu Upss… Ternyata… Oleh Rahmi Adhe Amii Sore senja itu sangat mendamaikan hati… Ita kecil dengan senyum tulus nya menghampiri ibu tersayang di dapur yang sedang memasak.. ternyata ibu sedang memasak sayur namun garam di dapur My Dream Oleh Janice Shalom Gunawan Aku selalu mendengar suara hembusan angin dari luar jendela kamarku. Tapi sudah lama aku tidak mendengar suara lembut seseorang. Dia yang biasanya membangunkanku di saat pagi hari. Yup… dia Music World Oleh Tia Di malam yang indah ini aku menemukan dunia yang lain daripada duniaku dan mengapa dunia itu berada di dalam sungai dekat rumahku… Hari ini aku memanggil lalyla sahabatku untuk Perbedaan Dalam Persahabatan Oleh Yacinta Artha Prasanti Disinilah tempatku. Banyak anak anak bernasib malang sepertiku. Tak punya ayah dan ibu. Ya, tempatku di Panti Asuhan Kasih Bunda. “Yola, ayo bangun” aku menepuk nepuk pundak Yola yang “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
8rekomendasi buku dan novel tentang guru. Pendidikan merupakan salah satu elemen terpenting dalam kehidupan manusia. Source: berbagaistruktur.blogspot.com. If you're searching for cerita pendek tentang jasa guru pictures information related to the cerita pendek tentang jasa guru interest, you have pay a visit to the right site. Maka dari