Tegangan1,5V itu bisa jadi adalah tegangan dengung yang terukur, bukan tegangan DC karena adanya kerusakan komponen. Penyebab dengung macam2, di antaranya : 1.masalah power-supply. Dioda2 penyearah (atau dioda bridge) harus dipastikan tidak ada yang rusak. Elco2 filter di power-supply perlu di-cek, mungkin ada salah satu yg sudah menurun
Alhamdulilah alhasil bisa ngeposting lagi. Posting kali ini merupakan bagaimana cara setting DCO dan BIAS power amplifier? Ada banyak pertanyaan masuk melalui g+ dan komentar blog mengajukan pertanyaan mengenai hal ini dan impian untuk berbagi satu posting tersendiri mengenai hal ini , terkendala waktu dan kesibukan. Sehingga tertunda usang sekali tidak saya angkat ke permukaan. Karena uneg-uneg ini tidak yummy kalau tidak dikeluarkan , maka munculah artikel ini. Bagi penggemar audio atau pemula simak lebih lanjut melangkah pada cara penyetingan DCO dan BIAS power amplifier , akan lebih baik kalau anda berkenalan dahulu sama dua perumpamaan ini. Mungkin bagi luar biasa audio sudah pada paham perumpamaan ini , namun tidak ada salahnya saya diskusikan lagi mengenai perumpamaan ini. Karena kedua perumpamaan ini erat kaitannya dengan power amplifier kita dan sungguh kokoh dan menyeleksi mutu anggun tidaknya output power amplifier yang kita hasilkan. Mungkin selama ini kita cuma bisa merakit power amplifer bisa bunyi , sudah berhenti hingga disitu. Ternyata banyak variable yang ada dalam power amplifier itu yang sanggup kita atur guna mendapat mutu bunyi terbaik. Tidak semua power amplifier ada setelan DCO dan BIASnya. Tapi bergotong-royong dari semua rangkaian power amplifier itu niscaya ada yang namanya DCO dan BIAS. Terus mengapa kok ada power yang gak ada VR DCO dan VR BIASnya? Sebenarnya itu ada , namun sudah di setel paten atau sudah di fix dengan nilai tertentu dengan hasil optimal menurut pembuatnya. Tujuannya merupakan agar kondusif dan tidak di otak-atik lagi dan tinggal pasang saja pribadi bunyi , tentunya hal ini sungguh menguntungkan bagi para perakitnya , dibandingkan dengan mesti sukar payah dahulu untuk setting DCO dan kita diskusikan sedikit tentang DCO dan BIAS ini. DCO atau DC Offset merupakan tegangan DC yang keluar pada keluaran speaker power amplifier. Tegangan DC yang terlalu tinggi yang keluar di output speaker bisa sungguh berbahaya dan sanggup membuat spul speaker kita terbakar. Oleh alasannya itu tegangan DC pada output speaker mesti dihindari. Kebanyakan power amplifier dengan watt besar menggunakan tegangan ganda atau simetris positif-ground-negatif dan menghubungkan output amplifier pribadi ke speaker tanpa kapasitor. Pada keluaran atau output amplifier bisa saja mengandung tegangan DC meskipun kecil dan tidak berbahaya bagi speaker. Tegangan DC pada keluaran amplifier inilah disebut DC tentang BIAS power amplifier. Ada beberapa rekomendasi tentang hal ini. Ada yang menyampaikan BIAS merupakan besarnya arus pengumpul tr final dan ada yang menyampaikan juga BIAS merupakan besar tegangan antara basis dan emitor atau basis dan basis transistor final pasangannya. Dan ada juga pengukuran tegangan pada kedua basis tr driver. Kaprikornus ada beberapa jenis pengukuran untuk BIAS ini. Dan ada juga beberapa teknik pengukuran dengan cara lain untuk mengevaluasi parameter BIAS ini. Akan kita coba angkat satu persatu nanti anda mengenal sedikit tentang DCO dan BIAS power amplifier , mari kita coba lanjut ke cara penyetelannya bagaimana? Kemampuan melakukan setting pada power amplifier mesti dikuasai kalau kita merakit suatu power amplifier dengan daya besar. Karena kalau tidak , maka sanggup membuat kerusakan pada tr final dan spul speaker itu sendiri. Melakukan setting DCO dan BIAS power amplifier merupakan hal yang sedikit rumit. Karena dituntut pengalaman dalam hal nilai parameter yang didapat pada dikala penyetelannya. Karena setiap power amplifier memiliki ciri khas dan perbedaannya masing-masing. Hal inilah yang kadang menciptakan beda hasil dari penyetelan beberapa power amplifier. Tapi perbedaan ini masuk akal , selama kita tahu parameter nilainya , maka perbedaan tidak akan terlalu biasanya suatu power amplifier transistor berisikan 3 bab utama , yakni masukan audio disebut "INPUT STAGE". Kemudian bab tengah disebut "VAS" dan bab final suatu power amplifier disebut "OUTPUT STAGE". Langkah permulaan untuk mengawali setting merupakan tetapkan semua jalur pcb sudah benar dan posisi unsur tidak ada yang lebih terperinci dan tidak salah setting , berikut silahkan lihat gambar dibawah ini , dimana posisi VR DC offset dan BIAS berada. Ada 2 VR yakni P1 merupakan setelan DC offset dan P2 merupakan setelan terlihat dengan terperinci dimana posisi VR DCO dan Biasnya. Setelah anda sudah mengenali posisi VRnya lanjut ke cara penyetelannya. Pertama tetapkan keadaan volume tertutup yakni dengan cara menghubungkan input ke ground atau dengan menutup potensio volume. Tujuannya merupakan agar tidak ada sinyal bunyi yang masuk ke power pada dikala penyetelan berlangsung. Pengaturan dan setting power amplifier ada pada bab input stage P1 dan pada bab VAS P2. Setting DC potensio vr P1 digunakan untuk menertibkan DC offset pada jalur output ke speaker agar mendapat DC offset mendekati 0 volt atau mesti dibawah 20 mV. Caranya pakai multimeter set skala pada DC voltmeter di set DC range 2 ,5 volt. Kemudian konek probe merah ke output speaker dan probe hitam ke ground atau CT. Lalu atur VR P1 hingga mendapat DC offset terendah mendekati nol atau dibawah 20mV. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah bisa lihat gambar koneksi multimeter yang pertama yakni untuk cek DC offset diatas. Usahakan hasilnya mendekati nol atau dibawah 20mV. Apabila pada bab input stage power amplifier anda tidak ada VR P1 , maka anda tinggal setting Bias yang terletak pada bab VAS atau bab tengah power amplifier. Setting VR P2 digunakan untuk menertibkan Bias pada power amplifier. Caranya pakai multimeter set skala 500mA. Kemudian lepaskan kabel VCC+ dan disambung seri. Untuk koneksinya merupakan probe merah konek ke VCC+ power supply elco. Dan probe hitam konek ke VCC+ pcb power amplifier. Nyalakan power amplifier dan atur hingga multimeter menunjuk angka 50mA. Anda bisa cek pada jalur tegangan VCC- nya juga. Dengan koneksi sebaliknya yakni probe merah konek ke VCC- pcb power amplifier dan probe hitam konek ke VCC- power supply elco. Untuk menciptakan output bunyi lebih bermutu bisa diset Bias hingga 120mA. Tapi kian besar arus Bias akan kian baik mutu audionya dan resikonya merupakan power amplifier akan kian panas. Maka anda mesti memberi heatsink yang cukup dan diberi fan atau kipas selaku pendingin perhiasan , agar tidak over panasnya. Bahkan anda dapat menertibkan arus Bias hingga 250mA , asal DC offset yang dihasilkan tetap mendekati nol , maka akan tetap kondusif dengan resiko power lebih panas. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah pada gambar pengecekan arus bias pada kedua tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa cek satu persatu. Usahakan arus Bias tidak lebih dari 250mA. Sesuaikan besarnya arus bias dengan kesanggupan tr finalnya. Setting standart bias merupakan 50mA hingga 100mA. Tergantung jenis powernya. Yang terperinci kian besar arus bias , maka power akan kian panas. Nah diatas terlihat ada dua macam pengecekan bias pada power amplifier. Pada gambar kedua anda dapat lihat pengecekan tegangan bias pada kedua kaki basis transistor driver. Dan gambar ketiga merupakan pengecekan arus bias pada tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa menggunakan kedua cara diatas untuk cek BIASnya. Sebenarnya ada lagi cara lain untuk cek bias power amplifier ini , selain mengukur arus bias di pengumpul transistor final dengan cara memotong jalur pengumpul TR ke PSU , dapat juga dengan cara yakni mengukur tegangan di masing-masing kaki resistor kapur yang terpasang di kaki emitor tr final. Kemudian tegangan yang terukur dibagi dengan nilai resistor tadi. Dengan rumus I=V/R. Sebelum ke langkah pengecekan tegangan R emitor tr final , silahkan lihat gambar dibawah ini agar tidak lihat gambar diatas. Resistor emitor final Re yakni R1 dan R2 biasanya bernilai antara 0 ,22 ohm , 047 ohm , ada juga yang menggunakan R 0 ,5 ohm 0 ,50 ohm. Mengukur tegangan untuk mengenali arus final bisa di kaki R1 dan R2. Contoh anggap saja nilai R1 merupakan 0 ,47 ohm , ukur tegangan di masing-masing kaki R1 atau R2 dengan menggunakan multimeter biasa atau digital. koneksi probe multimeter bisa bolak-balik , cuma saja kalau terbalik hasil tegangan yang terukur menjadi negatif -. anda dapat membalik probenya agar lebih gampang membacanya. Set skala multimeter di 200mV agar lebih akurat. Di gambar diatas yang diukur dititik R1 yakni di titik merah dan biru. Dan hasil tegangan yang terukur dibagi dengan nilai R sesuai rumus diatas I=V/R. Misalkan tegangan di R1 di titik merah dan biru terukur 15mV , maka I=V/R yakni I=15/0 ,47 maka hasilnya sekitar 31 ,9. Maka 31 ,9mA itu merupakan arus TR dari semua cara diatas , tujuan merupakan sama untuk mengenali DCO dan Bias power amplifier. Anda bisa menggunakan salah satu cara diatas sesuai selera atau dengan mengkombinasinya. Agar didapat hasil yang lebih akurat. Untuk jenis power amplifier yang tidak dilengkapi VR DCO dan Bias , lebih baik tidak perlu di otak-atik lagi untuk menyettingnya. Karena bergotong-royong itu sudah fix dan pas tidak perlu di set lagi. Tapi kalau anda ingin mengganti atau memodifikasinya dengan menyertakan VR DCO dan Bias , ya silahkan , resiko ditanggung anda sendiri. Semoga bermanfaat.
Kitasudah tahu bahwa, Inverter prinsip kerjanya, mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Lalu disearahkan lagi menjadi tegangan DC kembali, namun dengan level tegangan yang berbeda. namun mengubah tegangan DC 300V ke DC 30VCt. Sebab pemakaian inverter disini untuk power amplifier, yang umum dipakai dimasyarakat kita, yang menggunakan
Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier, Bagi yang masih tahap belajar yang belum memahai tentang DCO dan BIAS pada power amplifier perlu menyimak pemahasan ini sampai selesai, tapi sebelum kita lanjutkan pembahasan ini lebih jauh, mohon ijin dulu bagi para master audio yang kebetulan mampir di situs ini, kami akan sedikit berbagi pengalaman pada mereka yang masih pemula, karena saya yakin manfaat paling besar di dunia ini adalah bisa memberikan manfaat pada orang lain, Pembahasan ini mungkin sudah agak telat karena di luar sana sudah banyak yang praktek langsung pada master-mater power audio yang sudah begitu banyak tetang hal ini, tapi itu tidak menyurutkan semangat saya untuk berbagi, karena saya yakin generasi pecinta Power audio rakitan akan terus ada, dan kadang mereka yang masih pemula ada yang enggan bertanya langsung pada ahlinya, kembali ketopik pembahasan, bagaimana cara setting DCO dan Bias pada power amplifier, apa itu DCO apa itu Bias, bagaimana cara settingnya, apakah semua driver power amplifier harus di setting DCO dan BIAS-nya, maka untuk lebih jelasnya simak artikel ini sampai selesai,Baca juga ;Transistor final yang bagus untuk bass pada power amplifier Apa itu DCO dan BIAS Sebelum membahas lebih jauh tentang cara penyetingan DCO dan BIAS pada driver power amplifier, maka tidak ada salahnya jika anda mengetahui terlebih dulu dengan dua istilah ini. Mungkin bagi para master perakit power amplifier sudah sangat paham dengan dua istilah ini, tapi bagi yang masih pemula saya rasa wajib untuk mengtahui tentang dua istilah ini karena membawa pengaruh terhadap kuwalitas baik dan buruknya output sebuah power amplifier hasil rakitan, kita yang sama-sama masih belajar mungkin pernah mengalami merakit sebuah power amplifier hanya sampai batas asal bisa bunyi tanpa mengetahui kuwalitas baik dan buruknya output yang di hasilkan dari power tersebut,Perlu di ketahui dalam sebuah Kit Driver power amplifier ada beberapa variabel yang bisa diatur untuk bisa mendapatkan hasil output yang terbaik, memang tak semua kit driver power amplifier itu terdapat settingan DSO dan BIAS, karena beberapa produk Kit driver power amplifier yang beredar DCO dan BIASnya memang sudah di setting secara Permanen dengan nilai tertentu dari Pabrikannya, nanum masih banyak juga kit Driver Power Amplifier yang terdapat VR DCO dan VR Biasnya ini tujuannya agar si perakit dapat mensetting sendiri agar mendapatkan hasil sesuai yang di butuhkan, Selanjutnya Mari sama-sama kita bahas sedikit mengenai DCO dan BIAS pada Power Amplifier ini. di kutip dari Bahar Elektronik. DCO DC Offset merupakan tegangan DC yang keluar dari power amplifier ke Speaker. Tegangan DC yang keluar ini jika terlalu tinggi akan sangat berbahaya ke Speakernya karena akan mudah membuat coil speaker rusak atau terbakar,Maka dari itu tegangan DC di output speaker itu tidak boleh di kesampingkan sebisa mungkin harus dihindari. Umumnya power amplifier dengan daya watt besar memakai tegangan simetris yaitu - Negatif, CT/GND, + Positif, dan pada outputnya terhubung langsung ke speaker tanpa hambatan atau tanpa kapasitor, output amplifier terhubung langsung tanpa kapasitor ke speaker ini bisa mengandung tegangan DC walaupun teganganya kecil, kalau tegangan kecil memang tidak berbahaya karena tidak sampai menyebabkan speaker rusak atau terbakar. Dan Tegangan DC di output amplifier inilah dinamakan DCO atau DC tentang BIAS pada power amplifier. beberapa pendapat menyatakan tentang hal ini. Ada yang menyatakan BIAS merupakan nilai besaran arus dari kolektor transistor final dan ada beberapa pendapat lagi mengatakan BIAS merupakan nilai besaran tegangan dari emitor dan basis atau basis dan basis pada transistor final. dan ada juga ada lagi metode pengukuran tegangan pada kedua basis transistor driver. Jadi memang ada beberapa metode atau tehnik cara pengukuran pada BIAS ini untuk mengecek nilai atau parameter pada BIAS ini. Dan kali ini Akan coba kita angkat satu persatu,Setelah anda mendapat sedikit gambaran seputar DCO dan BIAS pada perangkat power amplifier, selanjutnya coba kita bahas bagaimana Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier, Karena Kemampuan untuk melakukan setting pada driver power amplifier juga harus dikuasai pada saat praktek melakukan perakitan power amplifier untuk daya watt yang besar. Karena kalau tidak, akan dapat menyebabkan kerusakan di transistor final juga pada coil speakernya, dan tentu anda tidak mau mengalami seperti itu kan. Cara setting DCO serta BIAS pada driver power amplifier memang sedikit rumit di lakukan oleh yang masih tahap pemula karena harus di tuntut mengerti tentang nilai atau parameter pada waktu penyettingan. Karena umumnya setiap driver power amplifier memang memiliki karakter serta ciri khas yang sirkit power amplifier terdiri dari 3 bagian, yaitu di bagian pertama adalah "INPUT STAGE". selanjutnya bagian tenggah atau bagian "VAS" dan yang terakhir adalah bagian "OUTPUT STAGE". Langkah pertama dalam memulai setting DCO dan BIAS yaitu pastikan dimana letak dan posisi VR DCO dan VR BIAS,Supaya lebih jelas agar tidak salah untuk melakukan setting, coba silahkan untuk memperhatikan skema diagram di bawah ini, Perhatikan dimana letak VR DCO serta VR BIAS berada. Sebagai contoh dalam gambar diagram dibawah Ada 2 VR yakni VR P1 untuk setting DC Offset sedangkan untuk P2 untuk setting diagram power amplifierBaca juga Perbedaan Transistor sanken dan toshibaJika Sudah mengetahui dimana letak VR DCO serta VR BIAS. Maka berlanjut ke cara settingnya. Pastikan potensio volume tertutup atau bisa juga input di jumper ke ground. Tujuannya agar supaya tidak ada sinyal audio yang masuk ke driver pada saat penyettingan berlangsung. Perlu di ingat Pengaturan dan cara setting driver power amplifier ada di bagian input stage yaitu P1 dan satu lagi di bagian P2, VAS. Cara Setting DCO atau DC atau vr P1 digunakan sebagai mengatur nilai DC offset pada output ke speaker agar supaya bisa mendapatkan nilai DC offset yang mendekati 0 volt atau paling tidak bisa di titik aman yaitu dibawah 20 mV. Caranya pakai AVO meter set di skala DC voltmeter range 2,5 volt. Kemudian pada probe hitam taruh di GND/CT sedangkan probe merah taruh ke output. Kemudian putar dan atur VR P1 hingga bisa mendapatkan nilai DC offset yang paling rendah atau paling kecil, mendekati nol atau paling tidak bisa dibawah 20mV. Cara setting DCO Pada Power AmplifierPada gambar di atas koneksi Avometer untuk cek pada DC offset. hasilnya usahakan dibawah 20mV atau mendekati nilai nol. dan Apabila di blok input stage tidak terdapat pariabel atau VR untuk setting DC Offset itu artinya sudah di fix dari pabrikannya maka anda tidak perlu lagi harus repot-repot untuk menyetelnya, dan selanjutnya anda tinggal menyetting Biasnya, yang ada pada blok VAS atau pada vr P2 di drver power Setting atau VR P2 Fungsinya untuk mengatur Bias pada Driver power amplifier. Caranya silakan ambil AVO meter set di skala 500mA. Selanjutnya silakan lepaskan kabel pada VCC+ kemudian disambung secara seri dengan AVOmeter tadi. caranya adalah untuk probe merah silakan pasang di VCC+ pada power supply elco. Sedangkan untuk probe hitam pasang di VCC+ pada papan pcb driver power amplifier. Nyalakan power amplifier serta silakan atur hingga jarum di AVO meter menunjuk ke angka 50mA. Selain itu Anda juga bisa cek di jalur tegangan VCC - Caranya Dengan koneksi untuk probe merah silakan pasang ke VCC- di pcb power amplifier sedangkan untuk probe hitam pasang di jalur VCC- pada power supply elco. Maka Untuk bisa menghasilkan output atau suara yang lebih berkualitas bisa disetting BIASnya hingga nilai 120mA. Cara setting Bias pada power AmplifierBahkan asal nilai DCO masih mendekati ambang batas yaitu mendekati nol, maka arus BIAS bisa di set sampai 250mA, Tapi perlu di ketahui juga bahwa semakin besar arus pada Bias maka akan membuat transistor final semakin panas, walaupun kuwalitas suara yang di hasilkan memang akan semakin bagus dan maksimal. Cara untuk menyikapi ini mungkin anda bisa menambah heatsink serta kipas yang cukup supaya tetap dari arus bias yang ada pada kedua tegangan yaitu VCC+ dan VCC- Anda bisa lakukan satu persatu. Dan Usahakan arus pada Bias untuk tidak lebih dari 250mA. Sebaiknya anda bisa Sesuaikan besarnya arus pada bias dengan kemampuan atau spek dari transistor finalnya. Setting untuk standart bias yaitu antara 50mA hingga 100mA. Tergantung juga pada jenis powernya. Tapi Yang jelas semakin tinggi arus bias, maka transistor final juga akan semakin panas. Seperti diatas ada dua macam cara pengecekan arus bias pada rangkaian power amplifier. di gambar kedua anda juga bisa lihat cara pengecekan arus bias dengan cara yang lain yaitu pengecekan pada kedua kaki basis di transistor driver. Anda bisa memilih menggunakan kedua metode diatas untuk melakukan pengecekan arus BIAS. Sebenarnya masih ada lagi metode lain untuk melakukan cek bias pada power amplifier, selain dengan mengukur arus bias pada kolektor di transistor final dengan cara memotong arus dari PSU ke kaki kolektor transistor Final tersebut, namun saya lebih sering memakai metode ini karena sedikit lebih simple, di bandingkan dengan metode yang lain misal mengukur pada masing-masing resistor kapur di kaki emitor yang terpasang pada transistor final dengan menggunakan rumus I=V/R seperti gambar di bawah ini,Metode cara pengukuran seperti gambar di atas adalah arus tegangan pada masing-masing resistor kapur di kaki Emitor yang terpasang pada transistor final. Kemudian pada tegangan yang diukur selanjutnya dibagi dengan nilai resistor tersebut. Ukur tegangan pada masing-masing bagian kaki R1 ataupun R2 dengan cara menggunakan AVO meter analog ataupun digital. Caranya pasang probe AVO meter bisa bolak-balik, tapi kalau terbalik maka hasil tegangan yang diukur akan menjadi negatif -. Atau kalau memakai AVO meter analog jarumnya akan berputar ke kiri maka supaya bisa membacanya anda bisa tukar posisi probenya. Untuk melakukan pengecekan silakan Set skala di AVO meter pada 200mV supaya bisa lebih akurat. Pada gambar diatas posisi yang diukur adalah pada titik R1 yaitu warna merah dan biru, Dan nanti hasil tegangan yang diukur kemudian dibagi dengan nilai R sesuai rumus I=V/R. Contoh saja, tegangan di R1 misalkan 15mV, jadi I=V/R I=15/0,47 maka hasil yang di dapat sekitar 31,9. dan 31,9mA ini adalah arus pada TR finalnya, cara ini mungkin agak sedikit rumit namun tergantung anda lebih suka memilih cara yang mana, atau barang kali anda pilih ke dua-duanya supaya bisa memperoleh hasil yang lebih akurat lagi,Pembahasan tentang Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier ini di peruntukan pada driver power yang memang sudah di desain untuk bisa di setting DCO dan BIASnya sesuai kebutuhan, namun untuk driver power yang tidak di lengkapi dengan VR DCO dan BIAS itu artinya Drivernya memang sudah di setting secara maksimal oleh pabrikannya dan tak perlu lagi di otak-atik namun jika anda memang sudah memiliki pengalaman yang teruji untuk memodifkasinya silakan Itu sah-sah saja, PenutupSemoga artikel ini bermanfaat buat pembaca khususnya bagi para pecinta power audio yang masih pemula. DCO(DC Offset) merupakan tegangan DC yang keluar dari power amplifier ke Speaker. Tegangan DC yang keluar ini jika terlalu tinggi akan sangat berbahaya ke Speakernya karena akan mudah membuat coil speaker rusak atau terbakar, Maka dari itu tegangan DC di output speaker itu tidak boleh di kesampingkan sebisa mungkin harus dihindari. Rabu, September 02, 2020 SOLDIRADEM BLOG - Mendapat job memperbaiki speaker aktif dengan gejala suara hanya dengung ketika dinyalakan. Speaker aktif tua merek X-pose, power amplifier yang digunakan jenis OCL 150 Watt. Dilengkapi dengan tone kontrol bass, trible, echo IC ptc, vol. mix IC 4558. Speaker yang digunakan berukuran 6,5 Inci merek ACR dengan twitter kecil. Baut pengancing box sudah lojek semua. Speaker aktif ini pernah dibongkar entah sama siapa, sehingga jalur PCB nya hancur lebur. Karena jalur FCB hancur maka akan saya beri KIT power ampli tambahan. Jika tidak ditambah maka akan kesulitan karena pada jalur transistornya rusak paling parah. Speaker aktif X-pose ini ketika dinyalakan hanya terdengar bunyi dengung. Apabila output speaker diukur menggunakan tester DC Volt maka akan nampak jarum penunjuk bergerak penuh searah jarum jam. DC Volt yang keluar dari output speaker. Apabila DC di bagian Out speaker dibiarkan maka bisa merusak Speaker. Tegangan DC yang muncul di output speaker menandakan bahwa blog amplifier rusak parah terutama pada bagian transistor final. Setelah mengetahui kondisi tersebut saya melakukan pengecekan pada transistor final menggunakan Ohm Meter 1×. Dengan hasil pengecekan bahwa kedua transistor TIP 41 dan TIP 42 short. Kemudian saya ganti dengan yang baru bersama KIT OCL 150 Watt. Terpaksa menggunakan kabel sebagai penghubung transistor final dengan driver power OCL tambahan tadi. Dan juga menjumper output tone control ke input driver menggunakan kabel het. Jumperan tersebut menyebabkan keadaan kesan semrawut pada rangkaian. Hal ini biasanya akan menyebabkan gangguan audio misalnya hum dan nois. Ternyata tidak demikian. Setelah semua saya pasang hasilnya audio tidak ada gangguan sedikitpun. Hanya saja ketika potensio disentuh menimbulkan hum pada bagian bass, nois pada bagiat trible. Hal ini tidak akan timbul setelah di pasang isolator knop potensio meter. Menurut saya memperbaiki speaker aktif sangat mudah, di bandingkan dengan memperbaiki TV. Speaker aktif sangat mudah dimengerti sistem kerjanya hanya terdiri dari PSU, power amplifier, dan tone contol. Beda dengan televisi yang terdiri dari banyak blog. Bila dipahami sistem kerjanya begitu rumit bagi yang masih amatir seperti saya. Speaker aktif sangat mudah diperbaiki namun ribet. Kenapa bisa begitu? keribetan tersebut berkaitan dengan bongkar pasang mesin dengan box speaker yang mengharuskan saya untuk memasang pada sudut yang sempit. Kadang saat membongkar baut pengunci box speaker sudah berkarat, ini akan sulit untuk dibuka. Demikian cerita saya hari ini tentang kerusakan speaker aktif. Semoga bermanfaat bagi semua yang berkunjung di blog saya. Muhlisun TMG I have expertise in the field of electronics, especially in repairing TVs, audio equipment, and satellite dishes. I have been immersed in the world of electronics since 2014 until now. I write about my discoveries through a blog at since 2016. 4 Elko Filter Speaker Aktif Penyebab dengung speaker aktif rakitan selanjutnya adalah pemakaian filter power supply yang digunakan, filter yang dimakasud adalah elko atau elco (elektrolit condensator) pada rangkaian penyerah tegangan Ac dc keluaran dari trafo Alhamdulilah akhirnya bisa ngeposting lagi. Posting kali ini adalah bagaimana cara setting DCO dan BIAS power amplifier? Ada banyak pertanyaan masuk lewat g+ dan komentar blog bertanya mengenai hal ini dan keinginan untuk membuatkan satu posting tersendiri mengenai hal ini, terkendala waktu dan kesibukan. Sehingga tertunda lama sekali tidak saya angkat ke permukaan. Karena uneg-uneg ini tidak enak kalau tidak dikeluarkan, maka munculah postingan ini. Bagi penggemar audio atau pemula simak lebih lanjut ya. Sebelum melangkah pada cara penyetingan DCO dan BIAS power amplifier, akan lebih baik jika anda berkenalan dulu sama dua istilah ini. Mungkin bagi ahli audio sudah pada paham istilah ini, tapi tidak ada salahnya saya bahas lagi mengenai istilah ini. Karena kedua istilah ini erat kaitannya dengan power amplifier kita dan sangat berpengaruh dan menentukan kualitas bagus tidaknya output power amplifier yang kita hasilkan. Mungkin selama ini kita hanya bisa merakit power amplifer bisa bunyi, sudah berhenti sampai disitu. Ternyata banyak variable yang ada dalam power amplifier itu yang dapat kita atur guna mendapatkan kualitas suara terbaik. Tidak semua power amplifier ada setelan DCO dan BIASnya. Tapi sebenarnya dari semua rangkaian power amplifier itu pasti ada yang namanya DCO dan BIAS. Terus mengapa kok ada power yang gak ada VR DCO dan VR BIASnya? Sebenarnya itu ada, tapi sudah di setel paten atau sudah di fix dengan nilai tertentu dengan hasil maksimal menurut pembuatnya. Tujuannya adalah agar aman dan tidak di otak-atik lagi dan tinggal pasang saja langsung bunyi, tentu saja hal ini sangat menguntungkan bagi para perakitnya, daripada harus susah payah dulu untuk setting DCO dan BIASnya. Mari kita bahas sedikit tentang DCO dan BIAS ini. DCO atau DC Offset adalah tegangan DC yang keluar pada keluaran speaker power amplifier. Tegangan DC yang terlalu tinggi yang keluar di output speaker bisa sangat berbahaya dan dapat menyebabkan spul speaker kita terbakar. Oleh karena itu tegangan DC pada output speaker harus dihindari. Kebanyakan power amplifier dengan watt besar menggunakan tegangan ganda atau simetris positif-ground-negatif dan menghubungkan output amplifier langsung ke speaker tanpa kapasitor. Pada keluaran atau output amplifier bisa saja mengandung tegangan DC walaupun kecil dan tidak berbahaya bagi speaker. Tegangan DC pada keluaran amplifier inilah disebut DC offset. Kemudian tentang BIAS power amplifier. Ada beberapa pendapat tentang hal ini. Ada yang mengatakan BIAS adalah besarnya arus kolektor tr final dan ada yang mengatakan juga BIAS adalah besar tegangan antara basis dan emitor atau basis dan basis transistor final pasangannya. Dan ada juga pengukuran tegangan pada kedua basis tr driver. Jadi ada beberapa macam pengukuran untuk BIAS ini. Dan ada juga beberapa teknik pengukuran dengan cara lain untuk mengecek parameter BIAS ini. Akan kita coba angkat satu persatu nanti ya. Setelah anda mengenal sedikit tentang DCO dan BIAS power amplifier, mari kita coba lanjut ke cara penyetelannya bagaimana? Kemampuan melakukan setting pada power amplifier harus dikuasai jika kita merakit sebuah power amplifier dengan daya besar. Karena jika tidak, maka dapat menyebabkan kerusakan pada tr final dan spul speaker itu sendiri. Melakukan setting DCO dan BIAS power amplifier merupakan hal yang sedikit rumit. Karena dituntut pengalaman dalam hal nilai parameter yang didapat pada saat penyetelannya. Karena setiap power amplifier memiliki ciri khas dan perbedaannya masing-masing. Hal inilah yang kadang membuat beda hasil dari penyetelan beberapa power amplifier. Tapi perbedaan ini wajar, selama kita tahu parameter nilainya, maka perbedaan tidak akan terlalu jauh. Pada umumnya sebuah power amplifier transistor terdiri dari 3 bagian utama, yaitu masukan audio disebut "INPUT STAGE". Kemudian bagian tengah disebut "VAS" dan bagian akhir sebuah power amplifier disebut "OUTPUT STAGE". Langkah awal untuk memulai setting adalah pastikan semua jalur pcb sudah benar dan posisi komponen tidak ada yang terbalik. Agar lebih jelas dan tidak salah setting, berikut silahkan lihat gambar dibawah ini, dimana posisi VR DC offset dan BIAS berada. Ada 2 VR yaitu P1 adalah setelan DC offset dan P2 adalah setelan Bias. Sudah terlihat dengan jelas dimana posisi VR DCO dan Biasnya. Setelah anda sudah mengetahui posisi VRnya lanjut ke cara penyetelannya. Pertama pastikan kondisi volume tertutup yaitu dengan cara menghubungkan input ke ground atau dengan menutup potensio volume. Tujuannya adalah agar tidak ada sinyal suara yang masuk ke power pada saat penyetelan berlangsung. Pengaturan dan setting power amplifier ada pada bagian input stage P1 dan pada bagian VAS P2. Setting DC offset. Dimana potensio vr P1 digunakan untuk mengatur DC offset pada jalur output ke speaker agar mendapatkan DC offset mendekati 0 volt atau harus dibawah 20 mV. Caranya pakai multimeter set skala pada DC voltmeter di set DC range 2,5 volt. Kemudian konek probe merah ke output speaker dan probe hitam ke ground atau CT. Lalu atur VR P1 hingga mendapatkan DC offset paling rendah mendekati nol atau dibawah 20mV. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah ini. Anda bisa lihat gambar koneksi multimeter yang pertama yaitu untuk cek DC offset diatas. Usahakan hasilnya mendekati nol atau dibawah 20mV. Apabila pada bagian input stage power amplifier anda tidak ada VR P1, maka anda tinggal setting Bias yang terletak pada bagian VAS atau bagian tengah power amplifier. Setting BIAS. Dimana VR P2 digunakan untuk mengatur Bias pada power amplifier. Caranya pakai multimeter set skala 500mA. Kemudian lepaskan kabel VCC+ dan disambung seri. Untuk koneksinya adalah probe merah konek ke VCC+ power supply elco. Dan probe hitam konek ke VCC+ pcb power amplifier. Nyalakan power amplifier dan atur hingga multimeter menunjuk angka 50mA. Anda bisa cek pada jalur tegangan VCC- nya juga. Dengan koneksi sebaliknya yaitu probe merah konek ke VCC- pcb power amplifier dan probe hitam konek ke VCC- power supply elco. Untuk menghasilkan output suara lebih berkualitas bisa diset Bias sampai 120mA. Tapi semakin besar arus Bias akan semakin baik kualitas audionya dan resikonya adalah power amplifier akan semakin panas. Maka anda harus memberi heatsink yang cukup dan diberi fan atau kipas sebagai pendingin tambahan, agar tidak over panasnya. Bahkan anda bisa mengatur arus Bias sampai 250mA, asal DC offset yang dihasilkan tetap mendekati nol, maka akan tetap aman dengan resiko power lebih panas. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah ini. Terlihat pada gambar pengecekan arus bias pada kedua tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa cek satu persatu. Usahakan arus Bias tidak lebih dari 250mA. Sesuaikan besarnya arus bias dengan kemampuan tr finalnya. Setting standart bias adalah 50mA sampai 100mA. Tergantung jenis powernya. Yang jelas semakin besar arus bias, maka power akan semakin panas. Nah diatas terlihat ada dua macam pengecekan bias pada power amplifier. Pada gambar kedua anda bisa lihat pengecekan tegangan bias pada kedua kaki basis transistor driver. Dan gambar ketiga adalah pengecekan arus bias pada tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa menggunakan kedua cara diatas untuk cek BIASnya. Sebenarnya ada lagi cara lain untuk cek bias power amplifier ini, selain mengukur arus bias di kolektor transistor final dengan cara memotong jalur kolektor TR ke PSU, bisa juga dengan cara yaitu mengukur tegangan di masing-masing kaki resistor kapur yang terpasang di kaki emitor tr final. Kemudian tegangan yang terukur dibagi dengan nilai resistor tadi. Dengan rumus I=V/R. Sebelum ke langkah pengecekan tegangan R emitor tr final, silahkan lihat gambar dibawah ini supaya tidak bingung. Silahkan lihat gambar diatas. Resistor emitor final Re yaitu R1 dan R2 biasanya bernilai antara 0,22 ohm, 047 ohm, ada juga yang menggunakan R 0,5 ohm 0,50 ohm. Mengukur tegangan untuk mengetahui arus final bisa di kaki R1 dan R2. Contoh anggap saja nilai R1 adalah 0,47 ohm, ukur tegangan di masing-masing kaki R1 atau R2 dengan menggunakan multimeter biasa atau digital. koneksi probe multimeter bisa bolak-balik, hanya saja kalau terbalik hasil tegangan yang terukur menjadi negatif -. anda bisa membalik probenya agar lebih mudah membacanya. Set skala multimeter di 200mV agar lebih akurat. Di gambar diatas yang diukur dititik R1 yaitu di titik merah dan biru. Dan hasil tegangan yang terukur dibagi dengan nilai R sesuai rumus diatas I=V/R. Misalkan tegangan di R1 di titik merah dan biru terukur 15mV, maka I=V/R yaitu I=15/0,47 maka hasilnya sekitar 31,9. Maka 31,9mA itu adalah arus TR finalnya. Lepas dari semua cara diatas, tujuan adalah sama untuk mengetahui DCO dan Bias power amplifier. Anda bisa menggunakan salah satu cara diatas sesuai selera atau dengan mengkombinasinya. Agar didapat hasil yang lebih akurat. Untuk jenis power amplifier yang tidak dilengkapi VR DCO dan Bias, lebih baik tidak perlu di otak-atik lagi untuk menyettingnya. Karena sebenarnya itu sudah fix dan pas tidak perlu di set lagi. Tapi kalau anda ingin merubah atau memodifikasinya dengan menambahkan VR DCO dan Bias, ya silahkan, resiko ditanggung anda sendiri. Semoga bermanfaat.
Cekdc offset antara output amplifier dengan ground harus dibawah 20mv; Cara mengukur Dc Offset amplifier apex b500tef tef, keluaran arus tegangan dc pada amplifier atau dc offset, penguat amplifier idealnya pada output hanya berupa arus tegangan bolak balik (Ac) tetapi bukan berarti tidak mungkin ada arus tegangan dc yang keluar, tegangan
. 64 449 183 135 250 338 344 462

penyebab output amplifier keluar tegangan dc