Ketikakita memiliki apa yang tidak dimiliki oleh orang lain, maka kecenderungan berpikir dan merasa kita lebih baik daripada orang lain akan muncul. Belum lagi ketika meraih prestasi demi prestasi yang menunjukkan betapa hebat keberhasilan kita, maka hati kita pun berkata kepada diri sendiri bahwa saya orang hebat dan luar biasa, serta berkata
Seringkali kita merasa tak bergairah menjalani hari. Bahkan seringkali kita bertanya-tanya apa sih penyebab beban hidup terasa berat. Kenapa aku sudah melakukan ini dan itu tapi tetap saja beban hidup tidak berkurang. Hati-hati jika anda sedang mengalaminya, bisa jadi bukan beban hidup yang menjadi masalahnya tetapi diri anda sendiri yang harus diselamatkan dari masalah. Intropeksi diri butuh dilakukan untuk melihat kembali apa yang ada dalam kehidupan kita. Beban Hidup Manusia Tidak dipungkiri memang ketika kita merasa beban hidup terasa berat. Banyak masalah yang datang dalam hidup kita. Bahkan masalah yang tidak berkurang meski anda sudah coba menyelesaikannya. Alur kehidupan manusia dari dia lahir hingga meninggal bisa jadi sama. Namun waktu dan beban hidup yang diemban tidaklah sama. Pernah mendengar ayat dari Allah SWT bahwa Dia tidak akan memberi beban kepada manusia melebihi kemampuannya. Jadi beban hidup manusia itu berbeda meski alur kehidupan yang dilewati sama. Tidak sedikit yang bisa kuliah setelah lulus SMA, tapi juga ada yang tidak bisa melanjutkan kuliah. Setelah kuliah ada yang langsung bisa mendapatkan pekerjaan, sementara yang lain harus menunggu dan berusaha melamar pekerjaan. Ada yang setelah menikah bisa langsung dikaruniai seorang anak, tak jarang pula yang sudah usia pernikahan kelima, enam, bahkan tujuh tahun tapi belum juga mendapatkan momongan. Nah masalah timing ini sering yang manusia sebut dengan beban hidup. Kenapa mereka bisa sedangkan aku tidak. Sebenarnya beban hidup manusia itu tergantung dengan manusia itu sendiri dalam mengartikannya. Selain mindset manusia yang sedikit-sedikit menganggap jika apa yang diinginkan belum tercapai itu menjadi sebuah beban hidup. Misalnya, saya baru akan bahagia jika sudah menikah, saya baru akan bahagia ketika sudah punya anak, dll. Maka tak heran jika dia merasakan beban hidup terasa berat. Ada juga karena norma masyarakat yang tinggi membuat seolah-olah ada tuntutan dari lingkungan sekitar tentang standar kehidupan. Misalnya setelah lulus kuliah anda harus bekerja pada perusahaan yang bagus dengan standar bagus dari lingkungan, gaji tinggi, pangkat tinggi, fasilitas mobil dan rumah dinas dari perusahaan. Cukup sulit memang jika kita menuruti nilai-nilai lingkungan kita yang sebenarnya tidak sesuai dengan hati nurani. Namun demikian manusia memilih untuk mengejar semua nilai standar kehidupan dari lingkungan untuk diterapkan dalam kehidupannya. Tujuannya agar dia bahagia seperti apa yang dikatakan orang, agar dia diakui bahwa dia menjadi orang yang sukses. Renungan Ketika Merasa Beban Hidup Terasa Berat Mari kita renungkan lagi penyebab beban hidup terasa berat. Mulai kita evaluasi dari sendiri. Yang pertama mungkin Anda hanya kurang bersyukur atas apa yang sudah dimiliki. Anda cenderung mengejar apa yang tidak anda miliki sehingga anda merasa itu adalah beban hidup. Cek kembali apakah diri Anda masih suka mengeluh dalam menerima kondisi diri Anda setiap hari. Saat Anda bangun di pagi hari, seberapa sering Anda mengucapkan syukur dan terima kasih atas kesempatan yang Allah SWT beri untuk menjalani hari selanjutnya. Jika Anda masih sering mengeluh maka inilah yang membuat Anda merasa beban hidup terasa berat. Apakah Anda suka membanding-bandingkan hidup Anda dengan orang lain? Seolah Anda hidup dengan standar kehidupan yang dimiliki orang lain. Misalnya, tetangga sebelah rumah sudah bisa manasin mobil kenapa Anda masih saja manasin sayur di dapur, kapan Anda akan punya mobil? Perasaan-perasaan seperti ini yang membuat Anda merasa beban hidup terasa berat. Ada juga yang merasa sudah melakukan banyak hal, sudah bekerja dari pagi hingga malam, kenapa penghasilan masih segitu saja, bahkan tabungan tidak bertambah, hanya hutang yang terus meningkat. Bisa jadi hal ini menjadi penyebab beban hidup terasa berat karena memaksakan diri untuk meraih yang belum waktunya untuk dimiliki. Coba kita perhatikan kembali bahwa beban hidup itu datang sepaket dengan berkat. Bisa jadi selama ini Anda terlalu fokus dengan beban sehingga tidak menyadari berkat yang sudah Anda dapatkan. Berkat hidup bahwa Anda berhasil lulus dari perguruan tinggi terbaik, tetapi bebannya Anda harus belajar lebih rajin. Berkat hidup Anda memiliki rumah yang besar tetapi bebannya Anda harus rajin membersihkannya. Berkat hidup Anda bisa membeli mobil tetapi bebannya Anda harus mengeluarkan biaya perawatan. Berkat hidup Anda dikaruniai seorang anak tetapi bebannya Anda harus terbangun setiap malam untuk mengganti popok dan memberinya minum. Jadi sudut pandang mana yang akan Anda gunakan, apakah berkat atau beban? Anda terlaku fokus dengan beban sehingga Anda tidak bisa melihat berkat dalam kehidupan Anda. Dan bisa jadi itupun bukan beban, melainkan tugas dan tanggung jawab. Setiap apa yang kita raih pasti ada tanggung jawab yang menyertainya, kadang manusia menganggapnya malah sebagai beban hidup. Jadi masihkah Anda menganggap penyebab beban hidup terasa berat?
Tetapiketika kita fokus kepada Tuhan, kebaikan-Nya, kasih-Nya, anugerah-Nya, maka kita akan dimampukan untuk tetap bisa bersukacita di tengah berbagai pergumulan hidup. Ketika beban hidup begitu berat sehingga hampir merampas fokus kita dari Tuhan, bawalah semua itu dalam doa. Biarkan Tuhan ikut menanggung dan mengambil alih beban hidup kita.
Terkadang kita berambisi ingin meraih sesuatu. Tapi sayangnya, dalam meraih ambisi kita kerap lupa diri. Bukan lagi berusaha, tapi kita menuntut diri sendiri secara berlebihan. Bahkan mengabaikan batas diri sendiri secara berlebihan pasti ada risikonya. Bukannya tercapai, kamu malah terbebani. Bagi kamu yang sering menuntut diri sendiri secara berlebihan, lima renungan ini harus dipahami Menuntut diri sendiri berlebihan malah bikin pikiran kacau ilustrasi menuntut diri GrabowskaPikiran kacau turut mempengaruhi aktivitas keseharian. Kegiatanmu banyak terjeda karena tidak bisa fokus. Ada saja masalah datang menyertai. Tidak terkecuali masalah kecil yang berubah menjadi kamu menuntut diri sendiri secara berlebihan hal ini wajib direnungkan. Ingat, terlalu sering menuntut diri malah bikin pikiran kacau. Saat pikiranmu berantakan, semua hal tidak akan berjalan Hidup terasa berat dan terbebani ilustrasi menuntut diri LachPasti kamu ingin menjalani kehidupan yang nyaman dan menyenangkan. Tapi semua kembali lagi pada diri sendiri. Termasuk bagaimana kamu memperlakukan dirimu. Apakah memperhatikan batas kemampuan atau menuntut diri hal ini harus diketahui. Menuntut diri secara berlebihan, hidup terasa berat dan terbebani. Kamu merasa terkekang dengan ambisi dan beragam keinginan. Ketika ambisi tidak tercapai, kamu larut dalam keterpurukan. Baca Juga 5 Renungan agar Tidak Bosan untuk Selalu Belajar, Jadi Sarana Sedekah 3. Berambisi boleh-boleh saja, tapi jangan sampai melupakan batas kemampuan ilustrasi menuntut diri ChoquetteSetiap dari kita pasti memiliki keinginan. Contohnya dalam hal pendidikan, kamu ingin masuk di universitas tertentu yang dianggap bergengsi. Dalam hal pekerjaan, kamu ingin mendapatkan pekerjaan yang demikian, jangan sampai kamu menuntut diri. Memiliki ambisi boleh-boleh saja, tidak ada yang salah. Tapi jangan sampai melupakan batas kemampuan. Bagaimanapun juga, kamu harus memahami diri Tidak semua hal yang diinginkan harus diraih saat itu juga ilustrasi menuntut diri memiliki keinginan, kita sering memperjuangkan mati-matian. Demi mimpi yang tercapai, kamu tidak lagi memperhatikan diri. Bekerja keras selama dua puluh empat jam itu wajib. Sedangkan istirahat nomor saja ini harus direnungkan kembali. Tidak semua hal yang diinginkan harus diraih saat itu juga. Menuntut diri sendiri secara berlebihan tidak akan membuatmu tenang apalagi senang. Semua yang ingin kamu raih malah semakin susah Menuntut diri sendiri secara berlebihan, kamu sama saja dengan menyiksa diri ilustrasi menuntut diri EleazarBeberapa dari kita masih menganggap remeh sikap menuntut diri sendiri. Tanpa sadar, kamu mengharuskan diri sendiri selalu sempurna. Baik sempurna dari segi fisik, pekerjaan, maupun sempurna dalam hal yang kesempurnaan itu mustahil diraih. Selalu ada celah kekurangan menyertai. Saat menuntut diri sendiri secara berlebihan, tanpa sadar kamu telah menyiksa diri. Kemanapun melangkah, pikiranmu terbebani dengan tuntutan diri sendiri secara berlebihan malah bikin pikiran terbebani. Hidup tidak tenang dan terasa tertekan. Maka dari itu, sudah saatnya kamu berhenti melakukan hal tersebut. Saat kamu memberi kelonggaran pada diri, hidup terasa lebih bahagia. Baca Juga 5 Renungan saat Malu Hidup Sederhana, Patut Diresapi! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Bagianyang kedua ialah kita lihat di ayatnya yang ke 4 sampai ke 6 (baca ayat 4-6). Didalam bagian ini kita diajarkan bahwa ketika seruan daud yang tidak atau belum diajawab oleh Allah, daud tetap memposisikan Tuhan Allah sebagai sosok yang maha kudus, yang telah menyelamatkan bangsa Israel atau nenek moyang daud.
Telp/Wa +62-83115427801Ev. Chris Johannes Wa +420-774029511 Ps. Billy Tambahani Konseling khusus anak dan remaja WA +41-792994665 Ibu Demita Klassen
. 269 39 392 379 27 219 189 417
renungan ketika beban hidup terasa berat