Padadasarnya titrasi adalah merupakan metode kimia untuk bisa menentukan konsentrasi larutan. alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut berdasarkan indeks biasnya. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Perbedaan ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain sebagai berikut:1) Jumlah radiasi yang diterima oleh
Apa Itu Cek Protein Total? Tes protein total dilakukan untuk mengukur jumlah total dua jenis protein pada tubuh, yaitu albumin dan globulin. Pemeriksaan ini perlu menjadi bagian dari kesehatan rutin karena protein merupakan komponen pendukung penting dari semua sel dan jaringan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan tubuh. Darah di dalam tubuh mengandung albumin dan globulin. Protein albumin menjaga cairan agar tidak bocor keluar dari pembuluh darah, sedangkan protein globulin berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Mengapa Melakukan Cek Protein Total? Cek protein total dilakukan untuk diselesaikan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin. Hal itu salah satu tes yang mengetahui panel metabolik komprehensif CMP seseorang guna mendapatkan informasi terkait status ginjal, hati, elektrolit, serta keseimbangan asam/basa, gula darah termasuk protein dalam darah. Pemeriksaan ini dapat diminta dilakukan jika mengalami kondisi Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan. Kelelahan. Edema, yaitu pembengkakan yang disebabkan oleh cairan ekstra di jaringan. Gejala penyakit ginjal atau hati. Singkatnya, tes protein total dilakukan mengukur jumlah total protein dalam darah dan secara spesifik mencari jumlah albumin dan globulin. Tes ini juga akan melihat rasio albumin terhadap globulin dalam darah. Ini dikenal sebagai “rasio A / G.” Kapan Harus Melakukan Cek Protein Total? Cek protein total biasanya dilakukan sebagai bagian dari panel metabolik komprehensif CMP. Nantinya, hasil dari cek protein rutin dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan diagnosis berbagai penyakit yang dapat memengaruhi kadar protein. Orang-orang yang memiliki kondisi medis yang berpengaruh terhadap saluran pencernaan, hati, atau ginjal disarankan untuk mengambil tes protein total untuk memantau pemulihan kesehatannya selama menjalani perawatan. Kehilangan selera makan, kesulitan buang air kecil, mual atau muntah, serta gejala kekurangan gizi menjadi penanda seseorang membutuhkan cek protein total. Bagaimana Cek Protein Total Dilakukan? Cek protein total dilakukan dengan menggunakan sampel darah yang dianalisis di laboratorium. Untuk mendapatkan sampel darah, penyedia layanan kesehatan akan mengambil darah dari vena di lengan atau bagian belakang tangan. Pertama, profesional medis akan membersihkan area yang akan diambil darahnya dengan lap antiseptik. Kemudian, membebat lengan untuk memberikan tekanan pada area tersebut dan dengan lembut memasukkan jarum ke dalam vena. Darah akan dikumpulkan ke dalam tabung yang melekat pada jarum. Setelah tabung penuh, bebatuan di lengan akan dilepas demikian juga dengan jarum. Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan saat hendak melakukan cek protein total ini. Jika diperlukan, dokter akan memberi tahu bila harus menghindari makanan atau minuman sebelum menjalankan cek protein tes. Beberapa obat dapat memengaruhi hasil tes protein total. Berikut ini jenis obat-obatannya Steroid. Androgen. Kortikosteroid. Dekstran. Hormon pertumbuhan. Insulin. Phenazopyridine. Progesteron. Ion amonium. Estrogen. Pil KB. Sementara itu, cek protein total yang dilakukan pada bayi atau anak kecil, akan menggunakan jarum lancet. Lancet sendiri merupakan jarum halus berujung tajam yang digunakan untuk melukai kulit yang bertujuan untuk mengambil sampel darah dari ujung jari. Jarum ini digunakan hanya sekali, sehingga apabila telah digunakan harus dibuang dengan benar. Di mana Melakukan Cek Protein Total? Cek protein total bisa dilakukan di rumah sakit ataupun di laboratorium yang disarankan oleh profesional kesehatan. Setiap lab memiliki rentang yang sedikit berbeda dari apa yang dianggap normal. Karena itu untuk mendiagnosis hasil akhirnya, dokter akan mempertimbangkan riwayat kesehatanmu untuk menentukan angka yang sesuai. Jika hasil menunjukkan kadar protein total rendah, itu berarti memiliki gangguan hati atau ginjal atau bisa juga gangguan pencernaan, misalnya penyakit celiac ketika tubuh tidak dapat menyerap protein seperti seharusnya. Jika hasil menunjukkan kadar protein terlalu tinggi, itu bisa menjadi gejala kalau sedang mengalami infeksi kronis atau peradangan seperti HIV/AIDS atau virus hepatitis. Selain itu, juga bisa menjadi tanda awal gangguan sumsum tulang. Adakah Risiko dari Cek Protein Total? Risiko yang dapat muncul dari cek protein total sangatlah jarang terjadi. Meski begitu, kamu mungkin dapat merasakan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang sedang dari tes tersebut. Selain itu, seseorang yang menjalani cek protein total juga berisiko mengalami beberapa kondisi seperti Pendarahan berlebihan. Merasa pusing atau pingsan. Terjadinya hematoma, akibat terkumpulnya darah pada bawah kulit. Risiko infeksi setiap mengalami kerusakan kulit. Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Cek Protein Total Sebenarnya tidak ada persiapan khusus sebelum cek protein total dilakukan. Dokter mungkin akan memberitahu kamu apakah kamu harus menghindari makanan atau minuman tertentu sebelum menjalani tes tersebut. Namun, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, perlu diingat bahwa banyak obat dapat memengaruhi hasil tes protein total. Mulai dari steroid, androgen, kortikosteroid, dekstran, hingga pil KB. Maka dari itu, pastikan untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu sebelum benar-benar menjalani cek protein total. Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa tanya dokter seputar cek protein total, lo. Tentunya lewat fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang! Referensi WebMD. Diakses pada 2022. What Is a Total Serum Protein Test? Medical News Today. Diakses pada 2022. What to know about the protein test and results. Lab Tests Online. Diakses pada 2022. Total Protein, Albumin-Globulin A/G Ratio. Healthline. Diakses pada 2022. Total Protein Test
Enzimtersusun dari protein sehingga sangat rentan terhadap perubahan suhu. Berdasarkan tabel pada soal, dilakukan percobaan dengan suhu yang berbeda. Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa jumlah gelembung dan nyala api paling banyak dihasilkan pada suhu 37 0 C. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa enzim katalase pda percobaan tersebut
Makanan yang mengandung protein tinggi sering kali menjadi pilihan bagi para pelaku diet atau hendak membentuk massa otot. Tak hanya itu, jenis makanan ini juga baik dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui serta bayi dan balita untuk mendukung tumbuh kembangnya. Selama proses pencernaan, makanan yang mengandung protein akan dipecah menjadi bagian-bagian kecil yang disebut asam amino. Nutrisi ini berperan penting dalam mendukung proses metabolisme tubuh, memperbaiki sel dan jaringan tubuh yang rusak, serta memproduksi sel-sel baru. Untuk memenuhi kebutuhan protein sehari-hari, ada beragam makanan mengandung protein yang bisa Anda konsumsi, yaitu protein dari hewan protein hewani dan protein dari tumbuhan protein nabati. Berbagai Jenis Makanan yang Mengandung Protein Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang mengandung protein tinggi, baik dari hewan maupun tumbuhan 1. Daging tanpa lemak Daging sapi tanpa lemak, seperti bagian has luar atau sirloin dan bagian panggul sapi atau gandik, biasanya masih mengandung sedikit lemak, tetapi kandungan proteinnya jauh lebih tinggi. Selain protein, daging sapi juga mengandung zat besi dan vitamin B yang berperan penting dalam mencegah anemia serta membentuk sel dan jaringan tubuh yang sehat. 2. Daging ayam Daging ayam juga merupakan salah satu pilihan makanan yang mengandung protein tinggi. Selain rasanya yang lezat dan bisa diolah menjadi berbagai jenis hidangan, ayam juga tergolong lebih murah dibandingkan dengan daging sapi. Daging ayam juga mengandung selenium, kolin, dan vitamin B. Agar lebih sehat, pilihlah daging ayam tanpa lemak dan kulit, ya. Ini karena kulit ayam banyak mengandung kolesterol. 3. Ikan dan makanan laut Ikan merupakan salah satu pilihan makanan yang baik untuk mencukupi asupan protein Anda. Beberapa jenis ikan, baik ikan air laut maupun ikan air tawar, diketahui kayak akan kandungan protein dan omega-3. Misalnya, dalam 20 gram ikan salmon rata-rata mengandung 100 gram protein. Selain ikan salmon, makanan laut lain, seperti udang, cumi, dan gurita, juga kaya akan protein yang baik untuk kesehatan tubuh. Namun, Anda juga perlu hati-hati, karena beberapa jenis ikan mungkin saja mengandung merkuri. Oleh karena itu, Anda sebaiknya lebih cermat saat memilih dan membeli ikan atau makanan laut lainnya. 4. Telur Telur telah lama dikenal sebagai salah satu makanan berprotein tinggi. Tak hanya protein, telur juga kaya akan kandungan vitamin, mineral, dan lemak tak jenuh. Berkat kandungan nutrisinya tersebut, telur kerap dikonsumsi untuk menjaga berat badan, mempercepat proses penyembuhan, dan menjaga kesehatan jantung. 5. Produk olahan susu Susu, keju, dan yoghurt merupakan produk olahan susu yang tinggi kandungan protein sekaligus kalsium dan vitamin D. Untuk memaksimalkan asupan protein bagi Anda yang sedang diet, pilihlah produk olahan susu rendah lemak. Dalam satu gelas susu rendah lemak biasanya terdapat 11 gram protein dan 2,5 gram lemak. 6. Biji-bijian Selain dikenal sumber protein nabati, biji-bijian juga termasuk makanan tinggi serat yang bisa memberikan efek kenyang lebih lama. Hal ini tentu menjadi pilihan yang baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang menjalani diet sehat. Salah satu jenis biji-bijian yang paling dikenal tinggi kandungan proteinnya adalah chia seed. 7. Kacang-kacangan Kacang tanah dan almond termasuk jenis makanan yang mengandung protein tinggi. Misalnya, dalam 1 gelas penuh berisi kacang almond, Anda sudah bisa mendapatkan protein sebesar 30 gram. Selain itu, kacang tanah dan almond juga memiliki beragam nutrisi lain, mulai dari serat, magnesium, hingga vitamin E, yang terbukti dapat mempertahankan kadar kolesterol baik HDL dan menurunkan kadar kolesterol jahat LDL. 8. Brokoli Jika dibandingkan dengan sayur jenis lain, brokoli termasuk salah satu sayuran yang memiliki kandungan protein nabati lebih tinggi. Dalam 100 gram brokoli, terdapat sekitar 2,5 gram protein. Kandungan lain dari brokoli yang tidak kalah bermanfaat bagi tubuh adalah serat, kalium, vitamin C, dan vitamin K. 9. Kedelai Kedelai merupakan jenis makanan yang dianggap sebagai sumber protein utuh, karena mengandung 9 jenis asam amino esensial. Hal ini tentu sangat baik dijadikan sebagai camilan sehat untuk dikonsumsi sehari-hari. Salah satu jenis kedelai yang bisa menjadi pilihan adalah edamame. Dalam satu gelas kacang edamame yang telah dimasak biasanya terkandung 18 gram protein. 10. Tahu dan tempe Tidak hanya edamame, tahu dan tempe juga termasuk makanan tinggi protein nabati yang terbuat dari kedelai. Meski proses pengolahannya berbeda, tahu dan tempe sama-sama kaya akan isoflavon, yaitu antioksidan yang berfungsi untuk melawan radikal bebas. 11. Jamur Selain dikenal sebagai sumber protein dan serat yang rendah kalori, jamur juga mengandung beragam senyawa antioksidan serta mineral yang penting bagi tubuh, seperti selenium, zinc, kalium, magnesium, dan fosfor. Berkat kandungan nutrisinya tersebut, ada beragam manfaat jamur yang bisa diperoleh, mulai dari menjaga daya tahan tubuh, mendukung pertumbuhan sel, hingga menjaga kesehatan jantung. Anda bisa mengonsumsi beragam jenis jamur, seperti jamur shitake. Pedoman Memenuhi Kebutuhan Protein Jumlah protein yang dibutuhkan akan berbeda-beda tergantung berat badan, jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan kondisi atau penyakit tertentu. Misalnya, pada orang dewasa sehat di bawah usia 65 tahun umumnya membutuhkan protein harian sebesar 0,8 gram per kilogram berat badan. Sementara itu, pada anak-anak, atlet, dan ibu hamil, jumlah asupannya akan lebih tinggi guna mendukung pertumbuhan serta pembaruan sel dalam tubuh. Diet Protein Tinggi Harus Dilakukan secara Hati-hati Berbagai makanan tinggi protein juga kerap dikonsumsi dalam program diet tertentu, seperti diet Dukan atau diet golongan darah. Diet protein tinggi umumnya diiringi dengan menekan asupan karbohidrat. Diet ini dapat membantu penurunan berat badan, tanpa adanya penurunan berat badan secara drastis, karena membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Meski demikian, diet jenis ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena ada beberapa risiko yang harus dipertimbangkan, terutama jika dilakukan dalam jangka waktu lama. Risiko yang bisa muncul meliputi kekurangan serat sehingga menimbulkan konstipasi. Selain itu, konsumsi daging merah berlebih ataupun produk susu yang mengandung lemak tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Diet tinggi protein juga harus diwaspadai oleh penderita gangguan ginjal karena dapat memberi beban ekstra pada fungsi ginjal. Demikian juga bila Anda menderita diabetes dan penyakit kronis lain, sebaiknya waspada dengan diet jenis ini. Sangat penting untuk memperhatikan asupan protein yang memadai, sesuai kebutuhan harian. Bila Anda sedang menjalani diet, sebaiknya pilih makanan yang mengandung protein, rendah lemak, khususnya lemak jahat, dan rendah kalori. Jika perlu, konsultasikan ke dokter untuk mendapat rekomendasi asupan protein yang tepat.
4 Respirasi seluler merupakan proses katabolisme bagi organisme aerob yang meghasilkan energi dengan cara memecah makromolekul sehingga menghasilkan ATP. Proses in dibagi menjadi 3 fase utama, yaitu glikolisis, siklus Krebs, an antai ransport elektron. Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah S) mengenai respirasi seluler!
Ingat, Mean/Rata-rata Data Berkelompok Keterangan frekuensi kelas ke-i , nilai tengah pada kelas ke-i Median Data Berkelompok Keterangan tepi bawah kelas median, banyak data, frekuensi kumulatif sebelum kelas median, frekuensi kelas median, panjang kelas Kelas median diperoleh dari Modus Data Berkelompok Keterangan tepi bawah kelas modus, selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya, selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya, panjang kelas Kelas modus diperoleh dari kelas yang memiliki frekuensi terbesar Berdasarkan rumus tersebut, diperoleh sebagai berikut â–º Rata-rata/mean â–º Median Kelas median berada pada data ke 20 sehingga pada kelas interval â–º Modus Kelas modus berada pada kelas karena frekuensinya terbesar yaitu
18 Berikut ini merupakan hak akses yang dapat ditambahkan di depan method Java,kecuali. a. final b. static c. public d. private e. protected 18. Beberapa method dengan nama yang sama tetapi berbeda parameternya merupakan ciri dari . a. Method Constructor b. Method Overloading c. Method Rekursif d.
“Protein sangat penting untuk membuat organ tubuh berfungsi dengan baik. Namun, masih banyak orang yang tidak mengetahui berapa banyak jumlah protein yang tepat untuk tubuh.” Halodoc, Jakarta – Protein adalah makronutrien yang penting untuk membangun dan memelihara otot. Protein membentuk enzim yang membantu mengendalikan proses kimia yang membuat organ tubuh tetap berfungsi. Oleh karena itu, tubuh harus mendapatkan jumlah asupan protein yang tepat setiap hari. Akan tetapi, masih banyak orang yang melupakan manfaat mengonsumsi protein. Banyak juga yang tidak mengetahui berapa banyak jumlah protein yang tepat untuk tubuh. Padahal, kekurangan atau kelebihan protein sama-sama bisa memberikan efek negatif bagi tubuh. Semua jaringan tubuh, termasuk tulang, otot, kulit, dan rambut, mengandung protein. Oleh karena itu, tidak heran jika 20 persen tubuh manusia mengandung protein. Jumlah protein harian yang dibutuhkan setiap orang bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan selain sejumlah faktor lainnya. Berikut adalah pedoman jumlah protein harian berdasarkan usia dan jenis kelamin. 1. Bayi dan Anak Bayi berusia 0-5 bulan bisa mendapatkan semua protein yang mereka butuhkan hanya dengan menyusui. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu yang sedang menyusui untuk mengonsumsi makanan tinggi protein. Setelah enam bulan, bayi dapat memperoleh makanan tambahan yang mengandung protein MPASI. Kebutuhan protein harian untuk anak dan bayi adalah sebagai berikut. Usia 0-5 bulan 6 6-11 bulan 15 1-3 tahun 20 4-6 tahun 25 7-9 tahun 40 gram. 2. Laki-Laki Pria membutuhkan protein untuk membantu jaringan tubuh mereka berkembang dan sehat. Saat pria mendapatkan massa otot, asupan protein akan lebih banyak dikonsumsi. Sedangkan berdasarkan usianya, pria membutuhkan protein dalam jumlah berikut setiap harinya. 10–12 tahun 50 tahun 70 tahun 75 tahun 65 tahun 65 tahun 65 tahun 64 tahun ke atas 64 gram. 3. Wanita Wanita akan membutuhkan lebih banyak protein ketika mendekati pubertas daripada anak laki-laki. Namun seiring bertambahnya usia, konsumsi protein perempuan cenderung menurun. Para wanita harus mengetahui kebutuhan protein harian berikut ini. 10–12 tahun 55 tahun 65 tahun 65 tahun 60 tahun 60 tahun 60 tahun 58 tahun ke atas 58 gram. 4. Ibu Hamil dan Menyusui Untuk mendorong pertumbuhan janin, ibu hamil perlu meningkatkan asupan makanannya. Kebutuhan asupan ini akan terus bertambah, seperti rincian berikut ini. Trimester 1 1 gram lebih nutrisi kedua +10 ketiga +30 gram. Sementara itu, ibu yang menyusui harus menambahkan protein ke dalam ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi. Kebutuhan protein untuk ibu menyusui tercantum di bawah ini. 6 bulan pertama +20 gram dari kebutuhan bulan kedua +15 gram. Hampir setiap jenis makanan mengandung protein. Selain protein, kamu mungkin juga dapat manfaat lain selain protein dari mengonsumsi makanan tinggi protein. Namun, kamu harus memperhatikan beberapa hal agar asupan protein maksimal. Misalnya, untuk membatasi lemak jenuh, kamu dapat mengonsumsi potongan daging tanpa lemak daripada yang lebih berlemak. Selain itu, penting juga untuk mengurangi sodium, hindari daging olahan seperti hot dog dan sosis. Jika kamu ingin mendapatkan lebih banyak omega-3, kamu dapat memilih salmon, tuna, atau telur yang diperkaya dengan omega-3. Jika kamu perlu mendapatkan lebih banyak serat, kamu bisa mengonsumsi kacang-kacangan, sayuran, kacang-kacangan, dan polong-polongan. Untuk membantu menurunkan kemungkinan terkena penyakit jantung, sebaiknya batasi jumlah daging merah, terutama daging merah olahan, dan makan lebih banyak ikan, unggas, dan kacang-kacangan. Sebagian besar ahli gizi setuju bahwa cara hidup sehat adalah memilih makanan sumber protein terbaik dengan tepat. Itulah seputar jumlah kebutuhan protein harian sesuai usia dan jenis kelamin. Apabila kamu perlu konsultasi, jangan ragu untuk membuat janji medis menggunakan aplikasi Halodoc untuk cek kesehatan yang lebih mudah. Yuk, download Halodoc secara gratis di App Store atau Google Play. Referensi Gainful. Diakses pada 2022. Protein Requirements by Age. Web MD. Diakses pada 2022. Daily Protein Requirements.
Datakonsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis pangan dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu yang diperoleh melalui survei konsumsi pangan, baik berupa data primer atau sekunder, sebagai berikut: 1. Data Primer (Survei Konsumsi Pangan) Secara umum data primer diperoleh melalui survei konsumsi
Jawaban Masalah Halaman 76 MTK Kelas 12 StatistikaMasalah Halaman 76. A. Soal Pilihan Ganda PG dan B. Soal Uraian Bab 2 Statistika, Matematika MTK, Kelas 12 / XII SMP/MTS. Semester 1 K13Jawaban Masalah Matematika Kelas 12 Halaman76 StatistikaJawaban Masalah Matematika Halaman 76 Kelas 12 StatistikaJawaban Masalah Halaman 76 MTK Kelas 12 StatistikaBuku paket SMP halaman 76 Masalah adalah materi tentang Statistika kelas 12 kurikulum 2013. Terdiri dari 10 ini adalah pembahasan dan Kunci Jawaban Matematika Kelas 12 Semester 1 Halaman 76. Bab 1 Statistika Masalah Hal 76 Nomor 1 - 7 Essai. Kunci jawaban ini dibuat untuk membantu mengerjakan soal matematika bagi kelas 12 di semester 1 halaman 76. Semoga dengan adanya pembahasan serta kunci jawaban ini adik-adik kelas 12 dapat menyelesaikan tugas Masalah Kelas 12 Halaman 76 yang diberikan oleh bapak ibu/guru. Kunci Jawaban MTK Kelas 12 Semester Jawaban Matematika Kelas 12 Halaman 76 Ayo Kita Berlatih semester 1 k13Statistika Masalah Berikut merupakan data jumlah protein yang terkandung dalam beberapa macam makanan cepat saji yang 30 20 27 44 26 35 20 29 2925 15 18 27 19 22 12 26 34 1527 35 26 43 35 14 24 12 23 3140 35 38 57 22 42 24 21 27 33a. Hitunglah rata-rata, median, dan modus dari data Buatlah distribusi frekuensi data tersebut dengan 5 Hitung rata-rata, median, dan modus dari data yang sudah dikelompokkan pada poin bd. Bandingkan ukuran pemusatan pada poin a dan c. Apa yang dapat Anda simpulkan mengenai hasil tersebut?JawabanHal yang pertama yang perlu dilakukan adalah mengurutkan data tersebut diatas sebagai berikut 12 12 14 15 15 18 19 20 20 21 22 22 23 23 24 24 25 26 26 26 27 27 27 27 29 29 30 31 33 34 35 35 35 35 38 40 42 43 44 57Jumlah data = n = 40Setelah data diurutkan kita bisa menghitung a. Hitunglah mean, median dan modusMean = Total Penjumlahan Jumlah Data = 1105 40 = = 27 dan 35 frekuensi sebanyak 4 kaliMedian = 26+27/2 = Frekuensi distribusi data dengan 5 kelasLangkah pertama mencari jumlah interval kelas c dengan rumus c = Xn - X1/ kdimana Xn = nilai observasi terbesar, X 1 = nilai observasi terkecil, k = banyaknya kelas, dari data diatas mari kita masukkan masing-masing nilaic = Xn-X1/k = 57-12/5 = 9Sehingga tabel frekuensinya dibuat 5 kelas, masing-masing dengan interval 9, untuk mempermudah kita akan mengubah kelas interval masing-masing menjadi 10Kelas ke Nilai interval F1 x1 F1x1 fkum 1 12-21 10 16, 5 165 10 2 22-31 18 26,5 477 28 3 32-41 8 36,5 292 36 4 42-51 3 46,5 39 5 52-61 1 56,5 40JUMLAH 40 1130Dari tabel distribusi frekuensi diatas, langkah selanjutnya menghitung mean, median dan modus dari kelompok data diatas Modus = Tb + 10 { d1/ d1+d2} = 22 + 10 {8/ 8+10} = 26, 44Dimana Tb = tepi bawah kelas dengam frekuensi terbanyak i = interval kelas d1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya d2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnyaLangkah selanjutnya mencari median Jumlah data adalah 40, sehingga mediannya terletak di antara data ke 20. Data ke-20 ini berada pada kelas interval ke-2 22-31. Kelas interval ke-2 ini kita sebut kelas mencari median kita sudah melengkapi tabel diatas dengan fkum atau frekuensi informasi kelas median, bisa kita peroleh batas bawah kelas median sama dengan 21,5. Frekuensi kumulatif sebelum kelas median adalah 10. Diketahui juga, bahwa panjang kelas sama dengan Med = Tb + i [n/2 - fkum}/f1dimana F = Frekuensi data sebelumnya f = frekuensi kelas data n = banyaknya dataMed = Tb + i [n/2 - fkum}/f1 = + 10 [40/2-10]/18 = selanjutnya adalah menghitung mean dari kelompok data, tabel diatas sudah dilengkapi dengan ∑F1x1, sehingga diperoleh angka sebagai berikutMean = ∑F1x1/ ∑f1 = 1130/40 = 28, 25Perbandingan Pemusatan data sebelum dan sesudah dibuat tabel frekuensi distribusi Sebelum SesudahMean 27, 63 28, 25Modus 27 dan 35 26, 5 27, 06Jawaban Masalah Halaman 76 MTK Kelas 12 StatistikaPembahasan Masalah Matematika kelas 12 Bab 2 K13
. 495 259 346 338 467 84 435 403
berikut merupakan data jumlah protein